8 Amalan Penolak Bala Dan Musibah

8 Amalan Penolak Bala Dan Musibah

Saat ini, bangsa kita selalu akrab dengan musibah dan bencana. Hampir setiap hari kehidupan bangsa ini diwarnai oleh bencana alam, kecelakaan transportasi, wabah penyakit, kekeringan, gagal panen, banjir, longsor dan lain-lain. Pendekatan pemimpin negeri ini selalu menggunakan pendekat hukum kausalitas dan melupakan Tuhan sebagai pengendali hukum kausalitas itu sendiri.

Hampir bisa dipastikan setiap manusia pernah ditimpa musibah. Entah itu kehilangan harta benda, kecelakaan, ditimpa penyakit dan lain-lain. Meski sudah menjadi suratan takdir, secara naluri, tak ada manusia yang ingin ditimpa musibah, terutama di luar kemapuannya. “Ya Allah jangan Engkau bebankan kepada kami sesuatu (musibah) yang kami tidak mampu menanggungnya.” (Al-Baqarah: 286)

Namun jika sudah terjadi dan tertimpa musibah, maka seorang mukmin harus menerimanya dengan ridla, tidak boleh mengeluh atau marah. Harus tetap sabar. Sebab di balik setiap bencana dan musibah selalu ada hikmah. Allah ingin agar dengan musibah itu, manusia tetap kokoh dengan keimanannya. Keimanan akan teruji kualitasnya di antaranya dengan musibah. Dengan musibah itu Allah ingin menuliskan pahala buat hamba-Nya yang tertimpa dan menggugurkan dosa-dosanya.

“Apakah manusia mengira bahwa manusia itu akan mengatakan “kami beriman” sementara mereka tidak diuji?. Sungguh kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, sehingga Allah mengetahui orang-orang yang benar keimanannya dan orang-orang yang dusta” (Al-Ankabut: 2)

Meski sudah menjadi takdir, manusia tetap tidak tahu selama belum terjadi. Kewajiban manusia adalah berusaha (al-akhdzu bil asbab) agar terhindar. Yang terpenting dari semua itu adalah mendekatkan diri kepada Allah dan meminta kepadan-Na agar terhindar dari musibah dan bala.

Pertama, Berdoa

Karena hakikat musibah adalah ujian dari Allah, tak ada salah jika seorang mukmin meminta dan memohon kepada-Nya agar dihindarkan dari ujian itu. Allah juga yang memerintahkan berdoa dan berjanji akan memenuhinya. Dengan do’a dan memohon agar terhindar dari bencana dan mara bahaya, Allah akan menghindarkannya. Doa juga diyakini menolak takdir.

Dari Tsuban, Rasulullahbersabda, “Tidaklah ada yang menolak takdir kecuali doa, dan tidak ada yang menambah usia kecuali amal kebajikan.” (HR. Ibnu Abi Syaibah)

Dalam sebuah hadits, Rasulullah bersabda, “Tidaklah seorang hamba berdoa kepada Allah dengan satu doa yang tidak mengandung dosa dan memutuskan silaturahim, kecuali Allah memberinya salah satu dari tiga; menyegerakan pengabulan doanya di dunia, atau balasannya akan disimpan untuk di akhirat, atau dia akan dihindarkan dari marabahaya dan keburukan.” Mereka bertanya, “Jika kami memperbanyak doa?” Beliau menjawab, “Allah lebih banyak mengbulkannya.”(HR. Ahmad, Baihaqi)

Kedua, Sedekah

Sedekah yang dimaksud adalah berinfak yang wajib, terutama di sini adalah yang sunnah. Sebab jika zakat (sedekah wajib) harus menunggu harta mencapai kadar tertentu. Sementara sedekah secara umum, bisa dilakukan meski dengan keterbatasan finansial dengan kadar sesuai kemampuan kita. Ini berarti kita bisa bersedekah setiap hari. Jika bisa kita lakukan, kita akan mendapatkan doa malaikat setiap pagi, “Ya Allah, berikan kepada orang yang berinfak pengganti dari yang diinfakkan dan berikan orang yang enggan berinfak kebinasaan.”
Rasulullah bersabda, “Obati orang sakit dengan sedekah.” (HR. Baihaqi, dihasankanoleh Al-Albani dalam Shahih Al Jami) Dari Anas bin Malik, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Sedekah itu memadamkan amarah Allah dan menolak kematian yang buruk.” (HR. IbnuHibban)

Ketiga, Shalat Sunnah, Terutama Shalat Malam

Semakin dekat seseorang dengan Allah, ia makin dicintainya. Tingkat kedekatan seseorang dibuktikan dengan seringnya menjalankan shalat sunnah. Lebih dekat lagi dilakukan ketika sebagian besar manusia sedang tertidur sementara dia mendekatkan diri kepada Allah. Selain mengangkat derajat tinggi di sisi-Nya, shalat malam juga sebagai penolak mara bahaya.

Rasulullah bersabda, “Lakukanlah shalat malam karena ia adalah jalan orang-orang shalih sebelum kalian, mendekatkan kalian kepada Allah, mencegah dari dosa, menghapus kesalahan dan keburukan, dan mengusir penyakit dari tubuh” (HR. Tirmidzi). Rasulullah shallallahu alaihi wasallam apabila menghadapi sesuatu maka beliau melakukan shalat.(HR. Al-Baghawi)

Keempat, Memperbanyak Istighfar

Ini termasuk penyebab terpenting dalam menolak balak dan menyelesaikan masalah dan problema. Sebab pada dasarnya bencana dan bala yang menimpa manusia dikarenakan dosa dan maksiat. Maka jalan untuk menghindarkan dari mara bahaya itu adalah dengan meminta ampun (istighfar) atas dosa-dosa kita. Tidak cukup sesekali, tapi istighfar harus menjadi tradisi dan kebiasaan lisan seorang mukmin saban harinya.

“Dan tidaklah Allah mengadzab mereka sementara engkau (Muhammad) berada di tengah-tengah mereka, dan tidak Dia mengazhab mereka sementara mereka beristighfar” (Al-Anfal: 33)

“Maka aku katakan kepada mereka: `Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun. niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat,dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai” (Nuh: 10-12)

Dalam sebuah hadits Rasulullah bersabda, “Barangsiapa yang selalu menjaga (mengucapkan) istighfar, Allah akan menjadika baginya bagi setiap kesempitan ada jalan keluar dan setiap kesedihan ada kegembiraan dan Allah akan memberinya rizki dari arah yang tidak disangka-sangka.”(HR. Abu Daud dan Ibnu Majah)

Kelima, Banyak Bersalawat kepada Nabi

Bersalawat kepada Nabi Muhammad adalah bukti pengakuan kita sebagai umatnya sekaligus bukti kecintaan kepadanya. Ketika bersalawat, saat itu kita berwasilah kepada Allah agar dihindarkan dari bencana.

Dalam sebuah hadits disebutkan, apabila dua pertiga malam pertama sudah berlalu maka Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Wahai manusia, dzikirlah kepada Allah, dzikirlah kepada Allah. Telah datang hari ketika tiupan pertama menggoncang alam, tiupan pertama itu diiringi oleh tiupan kedua, telah datang kematian dengan segala isinya dan datang kematian dengan segala isinya. Seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah, “Aku perbanyak salawat kepadamu berapa yang aku jadikan untuk dalam salawatku?” beliau menjawab, “Terserah engkau.” Dia berkata: Seperempat. Beliau menjawab, “Terserah dirimu, jika engkau tambah itu lebih baik bagimu.” Dia berkata: Separuh. Beliau berkata, “Terserah engkau. Jika engkau tambah itu lebih baik bagimu.” Dia berkata: Dua pertiga. Beliau berkata, “Terserah engkau jika engkau tambah itu lebih baik.” Dia berkata: Aku jadikan untuk salawatku semuanya. Beliau bersabda, “Kalau begitu kesedihanmu akan diselesaikan dan dosa-dosamu diampuni.”(HR. Tirmidzi dan Ahmad)

Keenam, Kebajikan dan Amal Shalih

Secara umum, segala macam kebajikan adalah bentuk ketundukan kita kepada Allah. Kebajikan itu juga mengundang rahmat-Nya. Artinya Allah sayang terhadap hamba-Nya yang berbuat kebajikan dan membenci kejahatan dan keburukan. Semakin banyak kebajikan, semakin Allah merahmati. Semakin banyak kemaksiatan, semakin Allah murka.
Rasulullah bersabda, “Perbuatan-perbuatan baik itu menjaga dari kematian-kematian buruk, bencana dan musibah. Orang-orang yang senantiasa melakukan kebajikan di dunia adalah orang-orang ahli kebajikan di akhirat.” (HR. Thabrani, dishahihkan oleh al-Albani) “Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan.” (An-Nahl: 128)

Dalam hadits disebutkan ada tiga orang yang terjebak dalam sebuah gua. Pintu gua itu tertutup oleh batu yang jatuh. Mereka tidak bisa keluarga. Lantas ketiganya lalu bertawasul dengan amal shalih mereka masing-masing. Maka Allah membukannya. (HR. Bukharidan Muslim)

Ketujuh, Membantu dan Meringankan Orang Muslim

Rasulullah shallallahual aihi wasallam bersabda, “Barangsiapa yang membantu menutupi kebutuhan saudaranya maka Allah akan menutupi kebutuhannya. Barang siapa yang meringankan dan membebaskan seorang muslim dari bencana maka Allah akan membebaskannya dari bencana dan kesulitan di hari kiamat.”(HR. Muslim dan Tirmidzi)

Kedelapan, Memperbanyak Tasbih (membaca subhanallah)

Allah menjelaskan kisah Nabi Yunus ketika ditelan ikan besar. Kemudian Allah mengeluarkannya karena di antaranya Nabi Yunus banyak membaca tasbih (mensucikan Allah). “Maka kalau sekiranya dia tidak termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah, niscaya ia akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai hari berbangkit.”(Ash-Shaffat: 141-142)

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Doa Dzun Nuun (nabi Yunus) pada saat di dalam perut ikan besar adalah: (artinya: tidak ada tuhan kecuali Engkau ya Allah, Engkau Maha Suci dan aku termasuk orang zhalim). Tidaklah seorang mukmin selalu membacanya dalam suatu hal melainkan Allah akan mengabulkan baginya.”(HR. Tirmidzi).

Wallahu a’lam.

Tags: , , , , , , , , ,
banner 468x60

No Responses

Leave a Reply