الشُّهَدَاءُ خَمْسَةٌ الْمَطْعُونُ وَالْمَبْطُونُ وَالْغَرِقُ وَصَاحِبُ الْهَدْمِ وَالشَّهِيدُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ
Dari Abu Hurairah r.a., Ia berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Orang yang mati syahid ada lima (yaitu): orang yang mati kerkena penyakit tha’un, sakit perut, orang tenggelam, orang yang terkena reruntuhan dan orang yang syahid di jalan Allah.” (HR Bukhari Muslim)
Kilas Penjelasan :
Hadits ini menjelaskan bahwa kesyahidan tidak hanya menjadi hak bagi orang-orang yang wafat dalam medan pertempuran, namun lantaran sakit atau kondisi yang dianggap tragis oleh kebanyakan orang;tenggelam, tertimpa reruntuhan, ternyata termasuk peluang mendapatkan kesyahidan. Namun perlakuan khusus terkait perjalanan akhir di muka bumi ini hanya dimiliki oleh yang syahid di medan pertempuran, mereka tidak dimandikan, tidak dikafani kecuali dengan apa adanya yang dipakai ketika itu walau dengan pakaian yang penuh dengan darah; kelak di akhirat ketika ia dibangkitkan darah itu tetap berwarna darah namun aromanya aroma misik yang sangat wangi. Ia juga tidak perlu dishalatkan karena shalat itu bagian dari syafa’at dan ia sudah cukup dengan kondisinya, ini yang disebut syahid dunia akhirat. Namun syuhada’ yang lain; karena sakit perut, tha’un, tertimpa reruntuhan, tenggelam, dan pada hadits yang lain termasuk juga yang terbakar, karena melahirkan, mereka ini tetap dilakukan prosesi sebagaimana yang wafat biasa; dimandikan, dikafani dan dishalatkan. Inilah yang disebut syahid akhirat.
Orang-orang yang dikategorikan meraih kesyahidan berarti telah masuk dalam tanda-tanda husnul khatimah. Husnul khatimah adalah kondisi yang diidamkan oleh semua orang beriman, wafat pada kondisi diridhoi oleh Allah Swt. Hal ini dapat diupayakan dengan senantiasa menjaga keistiqamahan dalam melakukan kebaikan, menjaga diri dari kemaksiatan, segera bertaubat atas segala kesalahan dan tentunya banyak berdoa agar diteguhkan dalam menapaki kebenaran dan diwafatkan sebagai seorang muslim sejati.
Fiqhul Hadits:
1- Syahid itu ada dua; syahid dunia akhirat dan syahid akhirat saja.
2- Termasuk syahid dengan pahala akhirat; wafat karena Tha’un, sakit perut,tenggelam, tertimpa reruntuhan, terbakar, wafat disaat melahirkan.
3- Syahid dunia akhirat tidak dimandikan, tidak dikafani dan tidak dishalatkan. Berbeda dengan syahid akhirat saja yang tetap dilakukan prosesi standar.
4- Walau pun seseorang wafat dalam kondisi yang tragis tidak akan membuat arwahnya gentayangan. Anggapan adanya arwah gentayangan adalah keyakinan yang tidak sesuai dengan aqidah Islam.
5- Yang sudah wafat akan berpindah ke alam barzah dan tidak akan punya kesempatan kembali ke alam dunia lagi.
6- Kesyahidan adalah bagian dari tanda husnul khatimah.
No Responses