10 Kunci Kekayaan Dan Rizki

10 Kunci Kekayaan Dan Rizki

Islam mengajarkan zuhud (gaya hidup sederhana) dari harta benda dan dunia yang dimiliki manusia. Tapi zuhud tidak identik dengan kemiskinan. Bahkan Islam menganjurkan agar umatnya kaya dan memiliki harta. Sebab dengan kekayaan, seorang Muslim bisa melakukan jenis ketaatan yang terkadang tidak bisa dilakukan oleh orang yang tidak berharta. Orang berharta bisa haji, umrah, infak dan lain-lain yang mungkin tak bisa dilakukan oleh setiap orang miskin. Rasulullah Sallalahu Alaihi Wassalam bersabda, “Sebaik-sebaik harta adalah harta orang shalih.” (HR. Ahmad)

Faktor pembuka atau kunci rizki itu ada dua jenis; faktor lahiriyah, kasat mata, kausalitas dan faktor batin atau immaterial causalitas. Faktor material causalitas lebih dikenal dengan alakhdzul bil asbab. Misalnya; bertani, nelayan, berdagang, berprofesi, mengajar, dll. Faktor immaterial causalitas rizki bersifat spiritualitas. Ini menghubungkan seseorang dengan Allah Maha Pemberi rizki secara langsung.

Kedua faktor di atas harus ditempuh oleh seseorang. Faktor pertama hanyalah usaha manusia. Sementara faktor kedua bersifat faktor penentu yang diserahkan kepada Allah Maha Pemberi rizki. Jika seseorang ingin memaksimalkan perolehan rizki maka dia harus memaksimalkan keduanya. Bagi seorang Muslim, rizki sepenuhnya di tangan Allah. Ini adalah bagian dari akidah dan prinsip dalam mencari rizki. Berikut 10 kunci spiritual rizki:

1. Memperbanyak Istigfar

Allah berjanji kepada kaum Nabi Nuh akan melimpahkan air hujan, mengaruniakan berbagai macam jenis harta benda, anak-anak, jika mereka mau istigfar atau dengan kata lain bertaubat dan kembali ke jalan Allah. “Maka aku katakan kepada mereka: ‘Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, -sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun-, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan Mengadakan untukmu kebun-kebun dan Mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.” (Nuh: 10-12)

2. Bertaqwa Kepada Allah

Takwa maknanya perasaan cinta yang mendorong seseorang untuk menunaikan perintah Allah dan meninggalkan larangan-Nya, dimana pun dan kapan pun. Takwa juga bermakna berhati-hati dari godaan dan fitnah yang bisa menjerumuskan seseorang kepada dosa. Takwa juga berarti menjaga seluruh perangkat seseorang dari hati, fikiran, tangan, pendengaran, penglihatan dari tindakan dosa.

Inti takwa itu sesungguhnya adalah di hati. Karena semua tindakan manusia itu berawal dari hatinya. “Ketakwaan itu di sini.” Kata Rasulullah Saw. sambil beliau mengisyaratkan tangan ke dadanya. (HR. Muslim)

Takwa sesungguhnya merupakan simpul segala kebajikan.
Sehingga tidak heran bila Allah berjanji, barangsiapa yang bertakwa kepada-Nya,  Dia akan memberikan kemudahan dan dibukakan baginya pintu-pintu rizki  bahkan yang tidak terduga sekalipun.

“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan Mengadakan baginya jalan keluar. dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.” (Ath-Thalaq: 2-3)

Keberkahan lebih tinggi nilainya daripada rizki. Keberkahan adalah nilai kebaikan dan manfaat yang diberikan oleh Allah dalam harta tersebut. Tidak semua rizki itu berkah, namun setiap keberkahan pasti rizki. Ketakwaan itulah yang membuat rizki itu berkah dan memiliki nilai lebih.

3. Bertawakal Kepada Allah

Tawakkal adalah pekerjaan hati; menggantungkan diri kepada Allah semata. Jika seseorang menggantukan seluruh urusannya hanya kepada Allah, Dia akan memberikan rizki yang melimpah. Allah akan mencukupi orang-orang yang menyerahkan urusannya kepada-Nya. “Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya.” (Ath-Thalaq: 3)

Dari Umar bin Khattab, Rasulullah Saw. bersabda, “Seandainya kalian bertawakkal kepada Allah dengan sebenar-benar tawakkal, sungguh Dia akan memberikan rizki kepada kalian, sebagaimana burung diberi rizki. Dia berangkat pagi dalam keadaan lapar, namun kembali sore hari dalam keadaan kenyang.” (HR. Ahmad)

4. Khusyuk dan Fokus (Tafarrug) dalam Beribadah

Tafarrug dalam ibadah artinya fokus dan khusyuk dalam ibadah. Sesibuk-sibuknya seseorang bekerja, ia tidak boleh lalai saat waktu ibadah telah tiba. Bahkan pada saat dia beribadah dia harus serius, fokus dan bersungguh-sungguh dalam beribadah dan melupakan urusan duniawi.

Dari Abu Hurairah r.a., Rasulullah Saw. bersabda, “Allah berfirman, “Wahai bani Adam, fokuslah dalam beribadah kepada-Ku, maka Aku akan penuhi hatimu dengan kecukupan (kekayaan) dan aku tutup kefakiranmu. Jika tidak engkau lakukan, Aku penuhi hatimu dengan kesibukan dan tidak aku tutup kefakiranmu.” (HR. Ahmad. Hadits ini disahihkan oleh Tirmidzi, Adz-Dzhabi dan Al-Albani)

5. Mengikuti Ibadah Haji dengan Umrah

Maksudnya jika selesai menjalankan haji, diikuti dengan umrah. Kemudian jika selesai itu, dia berhaji dan mengikutinya dengan umrah, dan begitu seterusnya. Sudah tentu ibadah seperti ini sangat istimewa di mata Allah yang pasti akan dibalas dengan karunia-Nya. Dari Abdullah bin Amir bin Rabiah dari ayahnya, Rasulullah Saw. bersabda, “Ikutilah haji dengan umrah, karena mengikutkan antara keduanya menambah usia dan rizki dan keduanya menghilangkan dosa.” (HR. Ibnu Majah)

6. Silaturahim

Jika penyebab-penyebab rizki sebelumnya, terkait dengan hubungan dengan Allah, maka faktor ini terkait dengan hubungan sesama manusia. Silaturahim artinya menyambung hubungan kekeluargaan dan kekerabatan. Di satu sisi ajaran ini sebagai bentuk ketaatan akan perintah Allah dan di sisi lain, silaturahim membuka ruang kemungkinan, peluang dan sharing informasi dalam beragai bentuknya. Dari sanalah peluang rizki itu mulai terbuka. Dari Abu Hurairah r.a., Rasulullah Saw. bersabda, “Barangsiapa yang ingin dilapangkan rizkinya dan dipanjangkan usianya, hendaklah dia silaturahim.” (HR. Bukhari)

7. Menginfakkan Harta di Jalan Allah

Bagi sebagian orang menginfakkan harta dianggap berat. Sebab tabiat manusia begitu kuat kecintaannya kepada harta. Selain itu, kebanyakan orang ketika berinfak dia menggunakan logika matematis bahwa harta berkurang dengan infak. Padahal infak sesungguhnya adalah investasi. Harta yang kita infakkan hakikatnya milik kita sebenarnya“Apa yang kalian infakkan dari sesuatu (harta), maka Dia (Allah) menggantinya dan Dia sebaik-sebaik pemberi rizki.” (Saba’: 39). Dari Abu Hurairah, Rasulullah Saw. bersabda, “Sesungguhnya Allah berfirman, berinfaklah, Aku akan berinfak kepadamu.” (HR. Muslim)

8. Menginfakkan Harta untuk Pelajar Agama dan Dai di Jalan Allah

Kunci kedelapan ini lebih spesifik dibanding yang ketujuh. Alokasi infak untuk pelajar ilmu syariat dan dai memiliki urgensi tersendiri. Sebab merekalah penjaga agama. Karenanya, Allah sudah pasti akan mengganti harta yang diinfakkan untuk mereka.

Dalam sebuah hadits dari Anas bin Malik r.a., dia menceritakan, ada dua bersaudara yang hidup di jaman Nabi Saw.. Salah satunya selalu datang kepada Nabi (untuk belajar ilmu). Sementara yang lainnya mencari nafkah. Maka saudaranya yang mencari nafkah itu mengadukan saudaranya kepada Nabi. Maka Nabi Saw. bersabda, “Bisa jadi kamu diberi rizki karena saudaramu.” (HR. Hakim disahihkan oleh Adz-Dzahabi)

9. Doa

Doa adalah salah satu kunci kekayaan yang sangat efektif. Dengan doa, kita meminta kekayaan langsung kepada Yang Empunya. Terkadang orang melupakan doa dan meminta kepada Allah di tengah kesibukannya. Kadang orang lebih bergantung kepada usahanya dan lupa meminta kepada Allah. Manusia terkadang berdoa dan meminta kepada Allah pada saat sudah terjepit dan terdesak saja. Sementara pada saat normal dan luang lupa kepada Allah.

Dari Ibnu Mas’ud, Rasulullah Saw. bersabbda, “Barangsiapa yang ditimpa kemelaratan, kemudian dia mengadukannya kepada manusia, maka kemelaratan itu tidak akan dihilangkan. Barangsiapa yang mengadukannya kepada Allah, maka Dia akan mendekatkannya dengan rizki, cepat atau pun lambat.” (HR. Tirmidzi disahihkan Al-Albani). Dalam hadits banyak disebutkan doa-doa untuk meminta kekayaan dan berlindung dari kefakiran dan kemiskinan.

10. Syukur atas Nikmat Allah

Syukur nikmat adalah menggunakan nikmat tersebut dalam rangka taat kepada Allah. Mensyukuri harta dengan infak, mensyukuri mata dengan menundukkan pandangan dari yang diharamkan Allah, menggunakan telinga untuk mendengar hal-hal yang diridhai Allah, menggunakan kesehatan dan waktu demi mencapai apa yang dicintai dan diridhai Allah. Syukur tidak cukup dengan mengucapkan Alhamdulillah di lisan, namun butuh aplikasi dan bentuk tindakan nyata. Allah berfirman, “Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”. (Ibrahim : 7)

10 kunci pembuka rizki dan kekayaan ini ibarat rumus pasti mencari rizki.
Sebab Allah dan Rasul-Nya sudah menegaskan dengan redaksi “meyakinkan”.
Jika kita ingin kekayaan harta sekaligus keberkahan di dalamnya,
maka bertanyalah masing-masing pada diri kita,
sudahkah kita memiliki ke-10 kunci tersebut di atas?

Barangkali sebagian besar kita sudah mengetahui kunci di atas, namun tidak konsisten dan istiqamah menerapkannya.

Wallahu a’lam

Tags: , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,
banner 468x60

No Responses

Leave a Reply