عَنْ أَبِيْ ذَرٍّ جُنْـدُ بْنِ جُنَـادَةَ وَ أَبِي عَبْـدِ الرَّحْمَـنِ مُعَـاذِ بْنِ جَـبَلٍ رَضِيَ اللهُ عَنْـهُمَـا عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صَـلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَـلَّمَ قَـالَ: اِتَّقِ اللهَ حَيْثُمَـا كُنْتَ وَ أَتْبِعِ السَّيِّئَـةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَـا، وَ خَـالِقٍ النَّــاسَ بِخُـلُقٍ حَسَـنٍ
(رواه الترمذي و قـال حديث حسـن)
Dari Abu Dzar, Jundub bin Janadah ra, dan abu Abdurrahman, Mu’adz bin Jabal ra. Berkata, bahwa Rasulullah saw. Bersabda, “Bertakwalah kepada Allah dimana saja engkau berada. Sertailah keburukan dengan kebaikan, karena kebaikan dapat menghapus keburukan, dan bergaullah dengan manusia dengan akhlak yang baik.” (Hr. Tirmidzi, ia berkata hadits ini hasan)
Menjadi manusia yang bertakwa adalah perintah dan wasiat langsung dari Allah Ta’ala dan Rasul-Nya saw. Kepada setiap Muslim. Perintah ini banyak kita temukan dalam Al-Qur’an al-Karim demikian pula dalam sunnah Rasulullah saw. Karena inilah derajat tertinggi seorang mukmin di sisi Allah Ta’ala.
Takwa kepada Allah dimana saja kita berada adalah perintah yang tidak mudah dilakukan setiap mukmin. Sebagian besar di antara kita bahkan hanya menampakkan ciri takwa dan kedekatan kepada Penciptanya saat ia di mesjid, berkumpul di tempat pengajian bersama mukmin yang lain, saat dzikir dan sebagainya. Namun rasa takut dan dekat kepada Allah Ta’ala pupus kala berada di luar tempat dan suasana tersebut. Itulah yang membuat kita dengan mudah terjerumus dalam dosa dan kemaksiatan, mudah diperdaya oleh iblis dengan berbagai tipu muslihatnya.
Namun sebagai manusia biasa, juga sangat niscaya bagi seseorang tergelincir dalam dosa dan kesalahan. Karena itulah Rasulullah saw. memerintahkan untuk melakukan kebaikan sebagai tebusan dari kesalahan yang telah dilakukan. Semoga dengan kebaikan itu Allah Ta’ala mengampuni kesalahan dan dosa yang diperbuat.
Selanjutnya Rasulullah saw. berpesan agar berinteaksi dengan manusia dengan cara yang baik, akhlak yang mulia dan prilaku terpuji. Dengan kemuliaan akhlak dan prilaku terpuji itulah yang membuat kita dapat diterima, dihormati dan dicintai oleh orang-orang yang ada di sekitar kita.
Seorang penyair pernah berkata:
Eksistensi suatu umat tegak dengan akhlak yang dimilikinya
Bila akhlaknya tiada, ia pun hilang binasa
Fikh Hadits:
- Perintah bertakwa kepada Allah Ta’ala dimana pun kita berada, dan senantiasa merasakan adanya muraqabah (pengawasan) Allah pada kita.
- Kebaikan dapat menghapus keburukan. Ada yang berkata bahwa hadits ini terbatas pada pada dosa-dosa kecil, sedangkan dosa besar hanya dapat dihapus dengan tobat kepada-Nya.
- Akhlak mulia dan prilaku terpuji dapat menghindarkan diri dari gangguan orang lain, dan memperlakukan orang lain dengan baik adalah bagian dari akhlak yang mulia.
No Responses