Ruqyah Rasulullah SAW

Ruqyah Rasulullah SAW

عَنْ عَائِشَةَ -رَضِي اللَّه عَنْهَا- أَنَّ رَسُوْلَ اللَّهِ -صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- كَانَ إِذَا اشْتَكَى يَقْرَأُ عَلَى نَفْسِهِ بِالْمُعَوِّذَاتِ، وَيَنْفُثُ. فَلَمَّا اشْتَدَّ وَجَعُهُ، كُنْتُ أَقْرَأُ عَلَيْهِ وَأَمْسَحُ بِيَدِهِ، رَجَاءَ بَرَكَتِهَا. (رواه البخاري)

Aisyah berkata, “Apabila Rasulullah merasa sakit, beliau membaca al-Mu’awwidzat (surat-surat perlindungan) lalu meniupkannya pada dirinya. Ketika sakit beliau makin parah, maka akulah yang membaca untuknya, lalu kuusap beliau dengan tangannya sendiri untuk mengharap berkahnya.” (HR. Bukhari, no. 4629).

Sampai saat ini masih banyak orang yang salah paham tentang ruqyah syar’iyah, yaitu jampi-jampi dengan menggunakan ayat al-Qur’an dan do’a Rasulullah (Ma’tsurat). Mereka menganggap bahwa do’a (ruqyah) itu tidak bisa dipakai untuk mengobati sakit fisik atau medis. Itu khusus untuk penyakit akibat gangguan jin jahat (syetan). Padahal sebenarnya tidak begitu, karena Rasulullah saat merasa sakit beliau menjampi (meruqyah) dirinya dengan membaca ayat-ayat al-Qur’an, padahal sakit beliau adalah sakit fisik.

Ruqyah menurut bahasa adalah bacaan, mantra atau jampi-jampi. Sehingga ruqyah itu ada dua macam. Ruqyah syirkiyah (beraroma syirik), dan inilah yang diharamkan Islam. Ruqyah syar’iyah (sesuai syari’at Islam), dan inilah yang dianjurkan Islam. Jadi pengertian ruqyah syar’iyyah adalah “Bacaan yang terdiri dari ayat-ayat al-Qur’an dan hadits-hadits Rasulullah yang shahih, untuk memohon kesembuhan kepada Allah dari gangguan yang ada, atau memohon kepada-Nya perlindungan dari kejahatan yang akan datang atau yang dikhawatirkan.”

Sebagian kaum muslimin ada yang antipati terhadap ruqyah syar’iyah, berarti mereka antipati terhadap bagian dari sunnah Rasulullah. Dan ada juga mereka yang salah dalam berpraktik ruqyah, mencampurnya dengan praktik perdukunan. Ruqyah ditambah tenaga dalam, ruqyah plus jimat, ruqyah dibantu oleh khadam (jin). Maka kita harus waspada bila menggunakan jasa ruqyah. Karena ruqyah syar’iyah bagian dari ajaran Islam, maka dalam mempraktikkannya kita harus mengikuti apa yang telah dicontohkan Rasulullah.

Malaikat Jibril juga jadi peruqyah pribadi Rasulullah seperti yang diceritakan istrinya, Aisyah, “Apabila Rasulullah merasa sakit, Malaikat Jibril meruqyahnya dengan membaca, “Dengan nama Allah yang menciptakanmu, dan Dia menyembuhkanmu dari segala macam penyakit, dan dari kejahatan orang yang dengki saat ia dengki, dan dari kejahatan setiap orang yang bermata jahat.” (HR. Muslim).

Saat ada shahabatnya yang mengeluh sakit, Rasulullah juga menyuruhnya untuk melakukan terapi ruqyah syar’iyah. Utsman bin Abil ‘Ash berkata, “Rasulullah pernah datang kepadaku, dan waktu itu saya lagi sakit yang sangat parah. Maka Rasulullah bersabda, ‘Usaplah (badanmu yang terasa sakit) dengan tangan kananmu sebanyak tujuh kali, seraya membaca, ‘Aku berlindung kepada Kemuliaan Allah dan Kekuasaan serta Kerajaan-Nya dari kejahatan yang aku temui.’ Lalu aku mempraktikkannya, dan Allah menghilangkan sakit yang ada pada diriku. Dan sejak itu aku memerintahkan keluargaku untuk melakukannya begitu juga orang-orang lainnya.” (HR. Ahmad, no. 15677. Abu Daud, no. 3393. Malik, no. 1479. Tirmidzi, no. 2006 dan ia menyatakannya sebagai hadits hasan shahih). Masihkah kita ragu…???

avatar

Hasan Bishri, Lc.

Pakar Ruqyah Syar’iyyah & Ketua Yayasan ad-Dawa’ Senen, Jakarta Pusat
banner 468x60

No Responses

Leave a Reply